Cahaya
Posted by
Noor Afif Fauzi
Ada sebuah titik koordinat kesadaran dimana setiap dari kita bisa menemukan makna terdalam kebenaran didalamnya. Titik yang menjadi tempat persinggungan dan ruang yang melingkupi segenap perbedaan paradigma ideologis dan kepercayaan. Disana, kita akan terhubung dan bahkan menyatu dengan segenap manusia, makhluk, semesta, dan segala ciptaan-Nya.
Untuk mencapainya, kita tak harus bersusah payah melalui berbagai kerangka konseptual dan roadmap nilai, norma, ideologi, paradigma, hukum, atau bahkan fatwa tertentu. Titik itu ada di dalam tiap-tiap diri manusia. Namun kadang keengganan untuk cukup berendah hati membuat kita tak peka untuk menyadari keberadaannya.
Dalam berbagai kesempatan, dengan berbagai macam cara dan tingkat pengalaman kita masing-masing, Tuhan selalu mengingatkan bahkan sedikit memaksa agar kita mau memalingkan dan menghentikan sejenak rutinitas, baik kegiatan, pikiran, maupun perasaan, agar bisa mengenali keberadaan titik tersebut.
Kita juga telah diberikan semacam manual, cara sederhana agar lebih mudah sampai padanya. Namun, sifat keras hati dan keputus-asaan seakan telah menggumpalkan kepertidakcayaan terhadapnya. Kadang juga keraguan itu muncul karena kita cenderung memaksakan petunjuk dalam manual tersebut sekedar sebagai rutinitas tanpa substansi.
Berhenti sejenak, pejamkan mata, lihat ke dalam, dan rasakan- kita akan mendapati titik itu (masih) tekun dan sabar mengetuk pintu hati dan kesadaran kita. Sekian lama, hanya untuk menunjukkan bahwa tuhan sama sekali tidak meninggalkan kita.
Sapalah dia, bercengkerama, bertanya, dan berdialektikalah. Kelak saat jawaban telah engkau dapatkan, titik itu akan segera bergetar. Menjelma menjadi episentrum yang memancarkan cahaya, juga memuaikanmu menjadi cahaya. Bersamanya engkau akan diajak melaju melintasi seluruh penjuru semesta, yang bahkan gelap terpekatpun akan meluruh tak mampu menghalangi laju perjalananmu.
Dan saat engkau benar-benar telah menjadi sebuah cahaya, engkau akan sadar bahkan kekecewaan terbesarpun tak ada yang menjadi sia-sia. (afz)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment